Minggu, 16 Desember 2012

Tanya Jawab filsafat



oleh
Siti Subekti (09301241018)

1.      Apakah segala sesuatu di dunia ini memiliki pola?
Jawaban:
Sebuah pola bukan merupakan pola bagi orang yang tidak paham. Jalan bukan merupakan jalan bagi orang yang tidak dapat memahaminya. Sehingga bagi orang yang memahaminya dan yang mempercayainya maka semua telah di-design oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga berpola. Namun kita tidak dapat menyingkapnya secara jelas pola tersebut seperti apa. Hal ini dapat diibaratkan seperti semut yang berada di dalam ember. Dia tidak mengetahui apa yang ada di luar ember.
2.      Apakah hakekatnya perbedaan dalam persatuan
Jawaban:
Orang berbeda dalam banyak hal tetapi dapat bersama dalam beberapa hal. Semua orang berbeda tetapi semua orang itu sama.-sama makhluk Tuhan. Semua orang hidup itu sama, sama-sama membutuhkan oksigen, sama-sama membutuhkan makan, dan sama-sama akan mati meski entah kapan. Namun tidak ada manusia yang sama karena manusia terikat oleh ruang dan waktu. Jadi, di dalam filsafat, yang sama apanya dan yang tidak sama apanya.
3.      Kapan sesuatu itu disebut mimpi?
Jawaban:
Mimpi itu bisa ingat kembali bisa tidak, tergantung kualitas mimpinya. Kualitas mimpi ada yang rendah dan ada yang tinggi, tergantung dari kualitas hidupnya. Misalnya kita rindu pada seseorang dan bermimpi bertemu dengannya dan hingga satu tahun masih ingat mimpi tersebut. Namun bisa juga tadi malam kita bermimpi, tapi lupa apa mimpinya. Area mimpi ini dapat dipelajari dengan pendekatan psikologi, yaitu gejala jiwa.
4.      Apakah beda antara cinta dan sayang?
Jawaban:
Sayang merupakan kontekstual, cinta juga kontekstual. Cinta dan sayang juga berdimensi dan juga intuisi. Kita tidak dapat mendefinisikan cinta,namun hanya mengkarakteristikkan atau mencirikan atau menyebutkan cirri-cirinya. Misalnya ciri-ciri jika orang jatuh cinta seperti apa. Cara membedakan cinta dengan sayang adalah dengan menggunakan intuisi. Definisinya itu pengalaman kita, orang-orang di sekitar kita yang mendefinisikan perbedaan antara cinta dan sayang.  Selama ini pengalaman kita bertemu dengan orang-orang itu tentang sayang apa, tentang cinta apa. Pada suatu tahap, sayang dan cinta memiliki arti yang sama, misalnya kata sayang dan cinta untuk memanggil teman dekat. Tapi, pada tahap yang lain, cinta dan sayang memiliki arti yang beda. Cinta terhadap cucu berbeda dengan cinta terhadap istri/suami.
5.      Objek filsafat terdiri atas yang ada dan yang mungkin ada. Mengapa yang tidak ada bukan merupakan objek filsafat?
Jawaban:
Yang tidak ada itu relative terhadap ruang dan waktu. Yang tidak ada kemungkinan dapat menjadi yang ada. Maka yang tidak ada pun dapat digolongkan menjadi yang mungkin ada. Bila orang lain menggenggam sesuatu, mungkin kita berfikir tidak ada sesuatu dalam genggaman tersebut. Setelah di lihat ternyata tidak ada apa-apa. Maka yang tidak ada menjelma menjadi ada. Namun filsafat itu berbahaya karena jika dilanjutkan, yang tidak ada masih dilanjutkan terus jika masuk ke dalam ranah spiritual maka kita berbicara tentang keyakinan. Sebagian pikiran kita dimasukkan ke dalam rumah epoce.
6.      Bagaimana hakekat guru matematika yang dianggap galak oleh siswa?
Jawaban:
Kata “hakekat” dengan kata “galak” tidak seimbang. Sebaiknya bukan hakekat, tapi cirri-ciri. Ciri-ciri guru yang galak antara lain mudah marah, toleransinya kecil, suka memaksakan kehendak.
7.      Bagaimana untuk menghadapi orang yang enggan berbagi ilmu terhadap orang lain?
Jawaban:
Kita kan berhubungan dengan orang lain dengan komunikasi, sehingga jika tidak ikhlas jangan dipaksa. Serahkan saja dengan doa kita. Pelit juga berdimensi. Ada hal-hal yang tidak bisa dikomunikasikan untuk hal yang lebih baik. Di negara-negara maju, Negara kapitalis, Negara yang berorientasi bisnis, masyarakatnya sudah menghargai apa yang ada dalam pikirannya, sehingga ada istilah “teacher buy teacher” artinya guru mempunyai karya kemudian dibuat file, dokumen, dan jika ada orang lain yang menghendaki karyanya, maka ia harus membayar.
8.      Bagaimana cara memberikan pemahaman Matematik kepada para guru yang tidak suka pada matematik itu sendiri?
Jawaban:
Orang selalu begitu, menggunakan cara yang keliru karena menganggap orang lain sebagai objek yang harus dipahamkan, harus diberi ilmu. Kalaupun orang dewasa hidup berdasarkan keterampilan hidup, maka ia harus aktif dan mandiri. Pemahaman yang terjadi bisa satu jam, satu hari, satu bulan, atau satu semester. Membangun sendiri pengetahuan atas inisiatif sendiri dan dibantu orang lain. Oleh karena itu, guru harus belajar sendiri, ada niat dan usaha sehingga terbentuk struktur dalam hidupnya.

9.      Apa penyebab terjadinya krisi multi dimensi?
Jawaban:
Multi-multi dimensi yang terjadi tidak usah mengungkit-ungkit yang lain, penyebabnya adalah guru. Salah satu penyebab nya adalah masalah yang terkandung dalam pertanyaan di atas. Perilaku guru di atas yang menyebabkan krisis multi dimensi. Hal ini dikarenakan siswa tidak belajar secara alami, kehilangan intuisi, siswa dianggap sebagai tong kosong sehingga hidupnya tidak jelas (sembarangan).
10.  Mengapa banyak orang beranggapan bahwa belajar filsafat itu sulit?
Jawaban:
Belajar filsafat memang sulit karena harus ekstensif dan intensif. Ekstensif (seluas-luasnya) berarti cakupannya luas, yaitu meliputi yang ada dan yang mungkin ada.
11.  Apakah yang dimaksud dengan hermeneutika?
Jawaban:
Hermeneutika adalah kemampuan menerjemahkan dan diterjemahkan. Dalam masyarakat kita hermeneutika adalah silaturrohim. Sehingga ketika kita akan mengajar Matematika, metode yang paling tepat dan sesuai dengan sunatullahnya orang belajar, kita sebagai guru bertugas memfasilitasi, membantu siswa agar siswa mampu bersilaturrohim dengan Matematika. Jika kita ingin mencerdaskan guru, maka kita harus membuat skema, mengembangkan alat, menggunakn media sehingga dapat mempermudah guru bersilarurrohim dengan materi Matematika.
12.  Mengapa orang gemuk sulit berfilsafat?
Jawaban:
Orang gemuk kan banyak godaannya, banyak tidur. Pada umumnya, yang gemuk juga sulit mempelajari filsafat. Oleh karena itu, berfilsafat bisa menjadikan badan kurus. Hal ini dikarenakan mengerti bisa menyebabkan tidak bahagia. `
13.  Secara filsafat, apakah ada kaitan antara khayalan dan cita-cita?
Jawaban:
Khayalan dan cita-cita memang berkaitan. Cita-cita merupakan khayalan, namun khayalan belum tentu cita-cita. Cita-cita merupakan khayalan yang memiliki arah (terstruktur). Ia punya landasan, punya latar belakang. Jika kita memiliki cita-cita yang baik, maka kita harus memiliki dasar, misalnya orang tua. Contohnya adalah seseorang ingin menjadi dokter karena orang tua juga dokter sehingga ingin memanfaatkan buku-bukunya. Cita-cita ada benang merahnya. Kalau khayalan terputus-putus, khayalan yang satu dengan khayalan yang lain tidak saling terhubung. Cita-cita adalah khayalan yang dapat dipertanggungjawabkan.
14.  Apa hakekat dari sombong?
Jawaban:
Sombong itu pengertiannya juga bertingkat-tingkat, mulai dari orang awam, psikologi, dan spiritual. Secara spiritual, sombong berkaitan dengan setan. Oleh karena itu, untuk menjauhi kesombongan, maka kita harus menjauhi setan. Sombong pun sebenarnya dapat diartikan dengan menggunakan intuisi. Sombong menjadi musuh (kontraproduktif).

Jumat, 07 Desember 2012

INTUISI DAN MITOS



Dari perjalanannya, Filsafat berinteraksi atau bertransformir antara makro dan mikro.dunia makro adalah keseluruhan (universal) sedangkan yang mikro adalah diri kita. Ketika orang Yunani berusaha membongkar mitos-mitos maka sebetulnya itu terjadi pada diri Pak Marsigit, terkait dengan ruang dan waktu, yaitu kapan, di mana dan bagaimana serta untuk apa. Orang-orang Yunani yang berusaha membongkar mitos ini tentunya orang dewasa, bukan anak-anak. Namun mitos juga bermanfaat untuk anak-anak karena mereka belajar dengan menggunakan mitos. Karena mitos, meskipun kita tidak mengetahui maknanya, tapi kita tetap melakukannya. Oleh karena itu, anak-anak belajar menggunakan mitos karena belum memikirkannya.
Mitos untuk orang dewasa ada ruang dan waktunya hingga ke ruang spiritual. Misalnya seberapa jauh sholat kita, itu disebut mitos. Secara filsafat sangat mungkin kita menyebut sholat sebagai mitos. Bagi anak kecil, sholat bukan merupakan mitos.oleh karena itu, tidak hanya di zaman Yunani mitos itu ada, namun masa sekarang kita pun memiliki mitos. Terkadang mitos itu sangat kuat. Karena kuatnya, terkadang orang memikirkannya saja tidak berani. Jika berada di daerah “perbatasan”, maka kita harus berdoa dengan intensif. Itu merupakan contoh 1 langkah berfilsafat 10 langkah berdoa. Namun di daerah “perbatasan” ini terdapat banyak ilmu.
Hidup itu merentang dari kutub, yaitu yang ada dan yang mungkin ada, antara yang terlihat dan tidak terlihat, antara yang konkret dan yang ghaib. Puncak pencarian Pak Marsigit dari yang ghaib adalah dengan tidur di makam. Hal ini karena ingin mencari kenapa orang takut dan sejauh mana ketakutannya. Yang dapat dipetik dari puncak pencarian tersebut adalah kita harus sopan dan santun di makam karena itu juga merupakan ruang bagi orang-orang spiritual. Tujuan datang ke sana hendaklah mendoakan, jangan untuk tujuan yang lain.
Sekembalinya ke Gombong, beliau bermain-main antara takdir dan nasib. Beliau diminta mendaftar di STAN dan diberi “pegangan”. Larangan dari “pegangan” tersebut adalah tidak boleh jatuh, tidak boleh dibawa ke toilet, tidak boleh dibawa ke tempat perjudian, dan tidak boleh dilangkahi. Namun ketika di tengah perjalanan, penumpang di sebelah beliau bermain kartu. Ketika menghindari permainan itu, beliau bersandar di pintu toilet sehingga ketika kereta api berbelok beliau masuk toilet. Beliau bilang “itu kan tidak sengaja” untuk menghibur diri sendiri. Ketika minum kopi di stasiun, ternyata di belakangnya ada tukang becak yang bermain judi. Akhirnya beliau berpikir diterima atau tidak yang penting telah melaksanakan perintah dari orang tua. Ketika hendak pulang, beliau tertidur di depan makam Kali Bata. Ketika terbangun, beliau menuju rel kereta api. Di rel kereta api itu, beliau diikuti kuntilanak yang ingin menguji “pegangan” yang dimiliki. Singkat cerita, beliau tidak diterima.
Ketika kuliah, beliau belum berdoa secara intensif. Ketika tidur di Gombong, beliau didatangi kemamang, seperti lampion, dan mengelilinginya. Ketika lampu dinyalakan, penampakan tersebut sudah tidak ada. Kejadian ini yang meruntuhkan ego beliau karena hingga saat ini belum mampu memecahkan misteri tersebut, kecuali hanya yakin bahwa yang ghaib itu ada. Padahal awalnya beliau berpikir sangat rasional.
Dari kejadian-kejadian tersebut, beliau menyimpulkan bahwa yang ghaib itu ada sehingga jangan selalu berpikir rasional. Setinggi-tinggi pikiran manusia tidak akan mungkin bisa memecahkan misteri yang ghaib. Caranya memecahkannya adalah dengan keyakinan yang sesuai dengan agama masing-masing.
Sebenarnya, semua manusia itu diberi karunia. Ada suatu pertanyaan, yaitu mengapa walau sudah berdoa tetapi masih gagal. Menurut pengalaman spiritual beliau, ketika kita purna dan benar dalam beribadah, maka yang sudah terjadi itu yang terbaik. Hal ini karena kita percaya pada takdir. Apapun yang terjadi adalah the best bagi kita semua. Padahal yang telah terjadi itu meliputi gagal dan sukses. Kegagalan di masa lalu merupakan yang terbaik bagi diri kita. Secara psikologi, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Sehingga dari penelaahan elegi-elegi spiritual, dapat disimpulkan tiada sekecil zarah pun, tiada setitik yang ada pun yang tidak berada untuk kita semua. Tiada hal yang sekecil apa pun yang bukan merupakan karunia. Maka semua hal yang ada dan yang mungkin ada secara spiritual adalah karunia-Nya.
Untuk sesuatu hal yang sama, seseorang “naik-turun” sesuai dengan dimensi ruang dan waktunya. Selain itu, suatu kesan yang mendalam menyebabkan mimpi. Kesan yang mendalam jika dibarengi dengan fifik yang kurang sehat akan mempengaruhi fisik, dalam bahasa jawa disebut “nglindur”.
Seorang peramal dapat menebak sesuatu mungkin dari pengalaman atau ilmu titen. Sebetulnya secara hakiki orang memiliki masalah, memiliki potensi negatif. Secara filsafat, apa yang dibicarakan ini merupakan ranah naumena. Tidak apa dilihat, tidak dapat didengar, tidak dapat diraba, tapi dapat dipikirkan.
Mitos berkaitan dengan intuisi. Tapi yang berkaitan denga intuisi tidak hanya mitos, logos pun berkaitan. Jadi, intuisi merupakan dasar dalam hidup. Hampir 90% dari hidup kita merupakan intuisi dan 10% nya merupakan berpikir (rasional). Setiap hari kita menggunakan intuisi. Apabila kehilangan intuisi ruang, kita akan bingung. Contoh intuisi ruang adalah ketika kita kehilangan arah ketika di suatu tempat. Sedangkan contoh kehilangan intuisi waktu adalah ketika musim dingin, siang tidak sepenuhnya siang, ketika musim panas, malam tidak sepenuhnya malam. Pada musim panas, jam 12 malam kondisi langit seperti sore hari dan jam 3 pagi matahari telah bersinar. Hujan pun bisa terjadi kapan saja, dari cuaca yang panas bisa menjadi hujan yang lebat.
Kehidupan anak-anak sebagaian besar adalah intuisi dan mitos. Intuisi dan mitos diperoleh dengan aktivitas dan interaksi. Inilah sebabnya matematika sekolah didefinisikan sebagai kegiatan, bukan sebagai ilmu. Dalam Matematika sekolah, matematika dideskripsikan sebagai kegiatan mencari pola, kegiatan memecahkan masalah, kegiatan berkomunikasi. Pembelajaran yang sesuai dengan definisi ini adalah constructive dan realistic mathematics.
Kaitannyan dengan spiritual tadi, masalahnya adalah bagaimana kita melalui jalur filsafat dapat meningkatkan kualitas keimanan. Apa pun  itu selama masih dibicarakan dan dipirkan merupakan urusan dunia. Namun ibadah itu meliputi dunia dan akherat. Meskipun urusan dunia, ada tindakan dan pikiran yang bernilai ibadah. Bagaimana cara mengimani para Nabi dan Rasul? Kita mempercayai mereka dengan intuisi. Jika kita mengisolasi diri, maka kita akan kehilangan intuisi. Jika suatu negara kehilangan intuisinya maka akan salah bertindak.
Intuisi pun bisa salah, misalnya mengatakan Tulungagung ke madiun adalah ke timur-barat. Intuisi juga dapat diperbaiki. Ketika orang tidur, ia akan kehilangan intuisi. Sehingga intuisi itu penting bagi seseorang.
Pada suatu saat, Nabi Muhammad dikerumuni oleh para sahabat. Kemudian salah seorang dari mereka ada yang bertanya.
Sahabat           : “Ya Rasullullah”
Rasulullah       : “Apa Sahabat?”
Sahabat           : “Sebetul-betulnya saya ingin bertanya, wajahmu itu seperti apa?”
Rasulullah         : “Kalau kamu ingin mengetahui wajah saya, tengoklah di lubang telinga anak saya.”
Maka para sahabat satu per satu antri untuk menengok lubang telinga anak Rasulullah. Yang terlihat hanyalah gelap, tidak ada apa-apa. Ada satu sahabat yang tidak ikut menengok, yaitu Abu Bakar Shidiq. Kemudian Rasulullah bertanya, “Wahai Abu Bakar Shidiq, kenapa kamu tidak ikut menengok lubang telinga anak saya?” Abu Bakar menjawab, “Maafkan hamba ya Rasul. Sebenar-benar yang terjadi adalah ketika saya tidur, ketika saya erjalan, ketika saya mandi, ketika saya bepergian, kemanapun aku, aku merasa bahwa sebenarnya aku sedang memandang wajahmu ya Rasul”. Rasulullah menjawab, “Nah, itu dia Abu Bakar Shidiq, muridku yang paling cerdas. Silahkan para sahabat yang lain berguru padanya bagaimana cara melihat wajah Rasulmu”. Abu Bakar Shidiq menjawab seperti itu karena telah diajari oleh Rasulullah, dan guru Rasulullah adalah malaikat Jibril dan guru dari malaikat Jibril adalah Tuhan. Maka untuk menengok wajah Rasulullah carilah gurunya. Dunia dan akherat memiliki guru masing-masing yang dapat menunjuki dan menghantarkan. Ilmu dunia hanya mampu menunjuki saja, namun ilmu dunia dapat menunjuki sekaligus menghantarkan. Yang terjadi di sini adalah yang terlihat (bukan terlihat dengan mata atau pikiran) adalah Nur Muhammad, dan melihatnya menggunakan hati. 
Filsafat sangat luas tidak hanya berhenti di situ sehingga membaca elegi-elegi itu sebenarnya berusaha mencapai intuisi-intuisi. Belajar filsafat belum berarti berfilsafat. Dengan berfilsafat kita bersopan santun. Apabila tidak bersopan santun, maka kita akan celaka, celaka hati, celaka pikir,celaka penglihatan, dan celaka fisik.

Macam-macam Filsafat dan Sejarahnya



Berfilsafat sebetulnya olah pikir. Olah pikir dapat olah pikir dalam arti sendiri, bersama, olah pikir bangsa Indonesia, olah pikir bangsa-bangsa di dunia, olah pikir pikiran dunia, olah pikir pikiran akhirat. Untuk berfilsafat, kita harus menggunakan refrensi, yaitu pikiran para filsuf sehingga untuk berfilsafat kita harus membaca pikiran para filsuf, karya-karyanya dan buku-bukunya.
Macam-Macam filsafat
Objek dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Kemudian untuk melihat macam-macam filsafat, objek ini dapat dipersempit lagi. Zaman Yunani Kuno orang berpikir bahwa segala sesuatu terbuat dari apa, bumi terbuat dari apa, bulan terbuat dari apa, tanah terbuat dari apa. Filsafat ini disebut sebagai filsafat alam. Jika objeknya tentang diri manusia, maka filsafatnya disebut filsafat manusia. Jika manusia di Jawa, maka filsafatnya bernama filsafat orang Jawa. Jika filsafatnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sripitual, maka filsafatnya bernama filsafat spiritual atau teologi atau filsafat ketuhanan. Secara professional, jika kita mempelajari filsafat, kita juga harus rinci mempelajari lokasi. Lokasi berarti di mana objek tersebut ada. Oleh karena itu, filsafat membagi dua macam, yaitu filsafat yang objeknya berada di dalam pikiran dan filsafat yang objeknya berada di luar pikiran. Contoh objek di dalam pikiran adalah ketika kita memejamkan mata, kita melihat suatu benda, maka benda itu ada di dalam pikiran kita. Benda yang ada di dalam pikiran itu bersifat ideal dan tetap sehingga filsafatnya bernama idealism. Tokoh dari filsafat ini adalah Plato. Menurut ilmu, yang benar itu yang ada di dalam pikiran. Objek yang berada di luar pikiran  dapat dilihat, didengar, dan diraba. Objek ini bersifat berubah sehingga filsafatnya bernama realism dengan tokoh Aristoteles.
Filsafat dipandang dari banyaknya objek ada tiga, yaitu satu objek, dua objek, dan banyak objek. Filsafat yang terdiri atas satu objek disebut monoism. Maksud dari satu objek ini adalah sesuatu hal yang benar hanya satu, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan. Filsafat yang terdiri atas dua objek disebuat dualism dan filsafat yang terdiri atas banyak objek disebut pluralism.
Oleh karena itu, aliran filsafat berasal dari macam objeknya, lokasi objeknya, dan karakteristik objeknya
Sejarah perkembangan filsafat hingga pada filsafat modern dan kontemporer
Setiap yang ada dan yang mungkin ada pasti ada filsafatnya karena itu merupakan urusan dunia, urusan manusia . Karena keterbatasan pikiran manusia dan rahmat Tuhan, manusia dapat membedakan. Misalnya kita tidak dapat hidup di air terus menerus. Maka kita bisa membedakan keadaan air dan keadaan udara. Kita tidak bisa terbang, maka kita dapat membedakan yang bisa terbang dan yang tidak bisa terbang. Kita tidak dapat berlari secepat kilat, maka kita bisa membedakan jarak dekat dan jarak jauh. Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada membawa rahmat jika kita mampu menggalinya dengan cara mensyukuri. Syukur itu dapat ditunjukkan dengan doa sehingga doa menjadi aktivitas sehari-hari.
Dengan keterbatasan manusia memikirkannya, maka yang terjadi pada ruang dan waktu, yaitu menembus ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu jika digambarkan adalah makhluk yang luar biasa, super, setengah dewa. Jika kita intropeksi diri, menembus ruang dan waktu adalah mengalami perubahan. Jika belajar berfilsafat, maka kita juga belajar professional karena professional itu intensif (sedalam-dalamnya) dan ekstensif (seluas-luasnya). Dengan demikian secara professional kita berfilsafat dengan menguraikan pikiran-pikiran filsuf kemudian direlevansikan dengan pengalaman. Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang ruang dan waktu, maka ruang dan waktu itu juga berdimensi. Yang menembus ruang dan waktu itu adalah subjeknya. Waktu menurut Immanuel Kant ada tiga, yaitu berurutan, berkelanjutan, dan berkesatuan (tidak dapat dipisah-pisah).dimensi ruang ada bermacam-macam, ada dimensi nol, dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga, dan seterusnya. Namun hal itu merupakan teori. Dalam kenyataannya, banyak sekali kita jumpai ruang. Contohnya adalah ruang yang berada di bawah pohon, ruang terbuka, ruang tertutup, ruang ramah lingkungan, ruang kuliah, ruang doesn, ruang penuh, ruang kosong, dan seterusnya. Jika kita ekstensikan (kembangkan) dengan bahasa analog, maka ruang adalah pikiran. Ruang itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan yang mungkin ada juga mempunyai ruangnya masing-masing sehingga terdiri atas wadah dan isi. Tanpa wadah kita tidak dapat mendefinisikan isi, dan sebaliknya. Untuk mengetahui ruang, kita juga mengetahui waktu. Untuk mengetahui waktu, kita juga harus menggunakan ruang. Sebenarnya, ruang dan waktu tidak ada, hanya ada dalam pikiran (intuisi). Kita dapat memahami ruang karena intuisi, bukan definisi. Definisi hanya digunakan sebagai pertolongan. Kita memiliki ruang imajiner, yaitu material, formal, normative, dan spiritual. Material merupakan bentuk diri kita, formal merupakan diri kita yang tertulis, normative adalah ilmu-ilmu, filsafat. oleh karena itu, orang yang bersopan santun adalah orang yang dapat menempatkan diri sesuai dengan tempatnya. Contohnya adalah kotor dalam ruang spiritual adalah dosa.
Jika diekstensikan lagi menggunakan bahasa analog, kita memiliki ruang orang kapitalis. Meka membuat rruang atau struktur hirarki mulai dari ruang arkaik, triodal, tradisional, feodal, modern, cosmodern, post-cosmodern. Itulah pentingnya kita bersopan santun terhadap ruang. Orang yang berilmu adalah orang yang bersopan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada sehingga orang yang berilmu dalam pendidikan adalah orang yang bersopan santun terhadap apa yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika. Santun berarti mengerti, menghayati, mengimplementasikan, mengaplikasikan dan merefleksikan.
Pada saat ini, kita berhadapan dengan sistem. Sistem kita yaitu menempatkan spiritual  di paling atas. Tidak ada satu pun unsur di dunia ini yang terbebas dari unsur spiritual. Di sisi lain kita menghadapi gejolak dunia, pengaruh globalisasi, akibat dari power know yang terdiri atas empat ujung tombak, yaitu kapitalisme, pragmatism, utilitarian, dan hedonism. Kapitalisme mengukur segala sesuatu dengan berhasil atau tidaknya ekonomi. Utilitarian mengukur segala sesuatu dari segi manfaatnya (manfaat untuk yang bersangkutan tanpa memikirkan orang lain). Pragmatisme menghaislkan budaya serba cepat dan praktis. Hedonism mengejar rasa senang, kenikmatan. Maka kehidupan modern ini ditandai dengan orang mengejar rasa senang, berupa penemuan-penemuan, hubungan, makanan, dst. Mereka berusaha mendeskripsikan atau menspesifikkan pilah-pilah tersebut. Misalnya memisah antara pernikahan dan percintaan. Jika itu merupakan suatu sistem yang tidak kita suka, maka itu disebut dajjal. Itulah dunia yang diciptakan oleh power know. Handphone juga hasil kerja dari power know karena power know juga merupakan industry dan teknologi. Ibarat siang dan malam, kita tidak dapat memisahkan siang dan malam, tidak dapat menentuka batas siang dan malam. Power know menciptakan dunianya dengan meletakkan religi di tengah, yaitu di ruang tradisional sehingga agama di dunia barat tidak favorit, yang terkenal adalah penemuan-penemuan baru.
Ruang merupakan salah satu kategori  atau klasifikasi. Dirimu adalah tergantung dirimu. Ketika dalam suatu acara, dirimu sebagai tamu, panitia atau tuan rumah. Jika dalam pertandingan, dirimu sebagai pemain, wasit, atau penonton. Dalam material, dirimu adalah kakimu, tanganmu, atau bagaian apa. Dalam formal, dirimu adalah yang tertulis di ktp, dalam tulisanmu. Normative adalah pikiranmu dan spiritual adalah doa-doa, ibadah dan amalmu. Jika dikatakan menembus ruang dan waktu, maka dirimu adalah tergantung material, formal, normative, dan spiritualmu. Selain manusia, hewan, tumbuhan, dan batu pun bisa menembus ruang dan waktu karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari ruang dan waktu. Batu juga mengalami hari Senin, namun hanya saja batu tidak tahu Senin. Senin hanya ada di pikiran kita. Sebenar-benar manusia, tidaklah mengalami hal yang sama sehingga ruang dan waktu berdimensi.
Pertanyaan yang selanjutnya adalah bagaimana metode menembus ruang dan waktu. Metode tersebut ada di dalam pikiran subjeknya. Jika batu permata , maka ia bisa menembus ruang dan waktu dengan dipakai oleh sang pemilik ke suatu tempat. Secara filsafat, yang mendasar dalam menembus ruang dan waktu adalah:
1.      Fenomenologi
Fenomenologi merupakan karya cipta Husserl. Unsure dasar dari fenomenologi adalah abstraksi dan idealisasi. Abstraksi adalah memilih (reduksi) dan idealisasi adalah menganggap sempurna sifat yang ada. Kodrat manusia adalah reduski (memilih) sehingga hidup itu pilihan. Selain kita bisa memilih, namun kita juga terpilih dan dipilih oleh Tuhan. Dalam hidup sehari-hari kita diberi keterbatasan.Kita tidak adil pada semua objek karena kita tidak bisa melihat objek-objek di belakang kepala. Artinya, objek-objek tersebut terpilih oleh dirimu. Filsafat yang berhubungan dengan reduksi (terpilih) disebut reduksionisme. Oleh karen itu, sebenar-benarnya manusia adalah reduksi karena manusia tidak bisa tidak memilih. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada yang tidak terjangkau oleh kita. Semua yang tidak dapat dijangkau dan dipikirkan dimasukkan ke dalam rumah epoke. Misalnya ketika kita mempelajari matematika maka semua hal yang berhubungan dengan bahasa dimasukkan ke dalam rumah epoke.
2.      Pemahaman tentang fundasionalisme
Semua makhluk beraga adalah kaum fundasionalisme karena semua orang yang beragama menempatkan Tuhan sebagai Kausa Prima, yaitu sebab dari segala sebab dan sebab yang utama dan pertama, sehingga tidak ada sebab lain yang mendahuluinya. Mereka disebut kaum fundasionalism karena memiliki fundamen, yaitu permulaan. Contoh dari kaum fundasionalisme yaitu seluruh matematikawan karena mereka membuat Matematika dengan diawali definisi.
3.      Pemahaman tentang anti fundasionalisme
Pada hakikatnya semua manusia adalah fundasionalisme namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga tidak mampu mengenalinya. Ada sebuah pertanyaan mengenai “kapan Anda bisa mengenal besar dan kecil?”. Jika jawabannya sejak kecil, kecilnya umur berapa. Tidak ada orang di dunia ini yang mampu mengatakan sejak kapan ia bisa membedakan besar-kecil. Hal ini yang dinamakan anti fundasionalisme. Dalam filsafat ini, sesuatu tidak perlu define dan permulaan. Anti fundasionalisme tersebut kemudian disebut sebagai intuisi (intuisionisme). Intuisi ini merupakan cara belajar anak kecil, yaitu dengan kegiatan dan contoh. Suatu keyakinan jika dikaitkan dengan filsafat, maka ia bersifat intuisi karena pertanyaannya adalah “sejak kapan kau percaya?”.

Dari perkembangan perjalanan filsafat hingga masa August Compe yang melahirkan ilmu-ilmu bidang maka kita mempunyai banyak sekali ruang. Ruang yang diciptakan manusia sebagai perkembangan ilmu. Sehingga timbullah produksi istilah-istilah baru secara kreatif. Kata-kata baru ini diciptakan oleh orang yang punya otoritas