oleh
Siti
Subekti (09301241018)
1. Apakah
segala sesuatu di dunia ini memiliki pola?
Jawaban:
Sebuah
pola bukan merupakan pola bagi orang yang tidak paham. Jalan bukan merupakan
jalan bagi orang yang tidak dapat memahaminya. Sehingga bagi orang yang
memahaminya dan yang mempercayainya maka semua telah di-design oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga berpola. Namun kita
tidak dapat menyingkapnya secara jelas pola tersebut seperti apa. Hal ini dapat
diibaratkan seperti semut yang berada di dalam ember. Dia tidak mengetahui apa
yang ada di luar ember.
2. Apakah
hakekatnya perbedaan dalam persatuan
Jawaban:
Orang
berbeda dalam banyak hal tetapi dapat bersama dalam beberapa hal. Semua orang
berbeda tetapi semua orang itu sama.-sama makhluk Tuhan. Semua orang hidup itu
sama, sama-sama membutuhkan oksigen, sama-sama membutuhkan makan, dan sama-sama
akan mati meski entah kapan. Namun tidak ada manusia yang sama karena manusia
terikat oleh ruang dan waktu. Jadi, di dalam filsafat, yang sama apanya dan yang
tidak sama apanya.
3. Kapan
sesuatu itu disebut mimpi?
Jawaban:
Mimpi
itu bisa ingat kembali bisa tidak, tergantung kualitas mimpinya. Kualitas mimpi
ada yang rendah dan ada yang tinggi, tergantung dari kualitas hidupnya.
Misalnya kita rindu pada seseorang dan bermimpi bertemu dengannya dan hingga
satu tahun masih ingat mimpi tersebut. Namun bisa juga tadi malam kita
bermimpi, tapi lupa apa mimpinya. Area mimpi ini dapat dipelajari dengan
pendekatan psikologi, yaitu gejala jiwa.
4. Apakah
beda antara cinta dan sayang?
Jawaban:
Sayang
merupakan kontekstual, cinta juga kontekstual. Cinta dan sayang juga berdimensi
dan juga intuisi. Kita tidak dapat mendefinisikan cinta,namun hanya
mengkarakteristikkan atau mencirikan atau menyebutkan cirri-cirinya. Misalnya ciri-ciri
jika orang jatuh cinta seperti apa. Cara membedakan cinta dengan sayang adalah
dengan menggunakan intuisi. Definisinya itu pengalaman kita, orang-orang di
sekitar kita yang mendefinisikan perbedaan antara cinta dan sayang. Selama ini pengalaman kita bertemu dengan
orang-orang itu tentang sayang apa, tentang cinta apa. Pada suatu tahap, sayang
dan cinta memiliki arti yang sama, misalnya kata sayang dan cinta untuk
memanggil teman dekat. Tapi, pada tahap yang lain, cinta dan sayang memiliki
arti yang beda. Cinta terhadap cucu berbeda dengan cinta terhadap istri/suami.
5. Objek
filsafat terdiri atas yang ada dan yang mungkin ada. Mengapa yang tidak ada
bukan merupakan objek filsafat?
Jawaban:
Yang
tidak ada itu relative terhadap ruang dan waktu. Yang tidak ada kemungkinan
dapat menjadi yang ada. Maka yang tidak ada pun dapat digolongkan menjadi yang
mungkin ada. Bila orang lain menggenggam sesuatu, mungkin kita berfikir tidak
ada sesuatu dalam genggaman tersebut. Setelah di lihat ternyata tidak ada apa-apa.
Maka yang tidak ada menjelma menjadi ada. Namun filsafat itu berbahaya karena
jika dilanjutkan, yang tidak ada masih dilanjutkan terus jika masuk ke dalam
ranah spiritual maka kita berbicara tentang keyakinan. Sebagian pikiran kita
dimasukkan ke dalam rumah epoce.
6. Bagaimana
hakekat guru matematika yang dianggap galak oleh siswa?
Jawaban:
Kata
“hakekat” dengan kata “galak” tidak seimbang. Sebaiknya bukan hakekat, tapi
cirri-ciri. Ciri-ciri guru yang galak antara lain mudah marah, toleransinya
kecil, suka memaksakan kehendak.
7. Bagaimana
untuk menghadapi orang yang enggan berbagi ilmu terhadap orang lain?
Jawaban:
Kita
kan berhubungan dengan orang lain dengan komunikasi, sehingga jika tidak ikhlas
jangan dipaksa. Serahkan saja dengan doa kita. Pelit juga berdimensi. Ada
hal-hal yang tidak bisa dikomunikasikan untuk hal yang lebih baik. Di
negara-negara maju, Negara kapitalis, Negara yang berorientasi bisnis,
masyarakatnya sudah menghargai apa yang ada dalam pikirannya, sehingga ada
istilah “teacher buy teacher” artinya
guru mempunyai karya kemudian dibuat file, dokumen, dan jika ada orang lain
yang menghendaki karyanya, maka ia harus membayar.
8. Bagaimana
cara memberikan pemahaman Matematik kepada para guru yang tidak suka pada
matematik itu sendiri?
Jawaban:
Orang selalu begitu,
menggunakan cara yang keliru karena menganggap orang lain sebagai objek yang
harus dipahamkan, harus diberi ilmu. Kalaupun orang dewasa hidup berdasarkan
keterampilan hidup, maka ia harus aktif dan mandiri. Pemahaman yang terjadi bisa
satu jam, satu hari, satu bulan, atau satu semester. Membangun sendiri
pengetahuan atas inisiatif sendiri dan dibantu orang lain. Oleh karena itu,
guru harus belajar sendiri, ada niat dan usaha sehingga terbentuk struktur
dalam hidupnya.
9. Apa
penyebab terjadinya krisi multi dimensi?
Jawaban:
Multi-multi
dimensi yang terjadi tidak usah mengungkit-ungkit yang lain, penyebabnya adalah
guru. Salah satu penyebab nya adalah masalah yang terkandung dalam pertanyaan
di atas. Perilaku guru di atas yang menyebabkan krisis multi dimensi. Hal ini
dikarenakan siswa tidak belajar secara alami, kehilangan intuisi, siswa
dianggap sebagai tong kosong sehingga hidupnya tidak jelas (sembarangan).
10. Mengapa
banyak orang beranggapan bahwa belajar filsafat itu sulit?
Jawaban:
Belajar filsafat memang sulit karena harus ekstensif
dan intensif. Ekstensif (seluas-luasnya) berarti cakupannya luas, yaitu
meliputi yang ada dan yang mungkin ada.
11. Apakah
yang dimaksud dengan hermeneutika?
Jawaban:
Hermeneutika adalah kemampuan menerjemahkan dan
diterjemahkan. Dalam masyarakat kita hermeneutika adalah silaturrohim. Sehingga
ketika kita akan mengajar Matematika, metode yang paling tepat dan sesuai
dengan sunatullahnya orang belajar, kita sebagai guru bertugas memfasilitasi,
membantu siswa agar siswa mampu bersilaturrohim dengan Matematika. Jika kita
ingin mencerdaskan guru, maka kita harus membuat skema, mengembangkan alat,
menggunakn media sehingga dapat mempermudah guru bersilarurrohim dengan materi
Matematika.
12. Mengapa
orang gemuk sulit berfilsafat?
Jawaban:
Orang gemuk kan banyak godaannya, banyak tidur. Pada
umumnya, yang gemuk juga sulit mempelajari filsafat. Oleh karena itu,
berfilsafat bisa menjadikan badan kurus. Hal ini dikarenakan mengerti bisa
menyebabkan tidak bahagia. `
13. Secara
filsafat, apakah ada kaitan antara khayalan dan cita-cita?
Jawaban:
Khayalan dan cita-cita memang berkaitan. Cita-cita
merupakan khayalan, namun khayalan belum tentu cita-cita. Cita-cita merupakan
khayalan yang memiliki arah (terstruktur). Ia punya landasan, punya latar
belakang. Jika kita memiliki cita-cita yang baik, maka kita harus memiliki
dasar, misalnya orang tua. Contohnya adalah seseorang ingin menjadi dokter
karena orang tua juga dokter sehingga ingin memanfaatkan buku-bukunya.
Cita-cita ada benang merahnya. Kalau khayalan terputus-putus, khayalan yang
satu dengan khayalan yang lain tidak saling terhubung. Cita-cita adalah
khayalan yang dapat dipertanggungjawabkan.
14. Apa
hakekat dari sombong?
Jawaban:
Sombong itu pengertiannya juga bertingkat-tingkat,
mulai dari orang awam, psikologi, dan spiritual. Secara spiritual, sombong
berkaitan dengan setan. Oleh karena itu, untuk menjauhi kesombongan, maka kita
harus menjauhi setan. Sombong pun sebenarnya dapat diartikan dengan menggunakan
intuisi. Sombong menjadi musuh (kontraproduktif).