Minggu, 06 Januari 2013

Tanya Jawab Filsafat 2 (Refleksi kuliah filsafat tanggal 17 Desember)



1.      Apakah hakekat angin?
Jawaban:
Dalam filsafat, objeknya itu berdimensi. Dimensi yang paling primitive adalah dimensi intuisi. Contoh intuisi adalah sejak kapan kita mengenal angin. Intuisi sangat penting karena 80% hingga 90% hidup kita merupakan intuisi. Hakekat intuisi dapat digunakan untuk hal yang lain, misalnya enak, tidak enak, cantik, besar kecil, dsb. Di dalam pikiran, ada kategori enak, tidak enak, dsb. Hal ini oleh Immanuel Khant disusun menjadi 12 kategori kemudian dipikirkan lagi dan diterapkan maka hal ini digunakan regulasi. Dimensi dalam filsafat ada empat, yaitu material, formal, normative, dan spiritual. Angin secara material dapat berupa badai, angin rebut atau yang lainnya. Secara normative, angin dapat menjadi kajian, misalnya kajian keilmuwan secara fisika. Oleh karena itu, angin termasuk intuitif yang empiris.
2.      Apa hakekat perceraian?
Jawaban:
Secara formal, hakekat perceraian terdapat dalam perundang-undangan. Secara spiritual, Tuhan tidak menyukai orang yang bercerai. Secara normative, perceraian berkaitan dengan baik buruknya.
3.      Jika seseorang telah menikah, jika orang tua dan suami (atau istri) sama-sama memerlukan bantuan, mana yang lebih diutamakan?
Jawaban:
Yang seharusnya lebih diutamakan adalah komunikasi. Komunikasi itu penting sekali hingga dikatakan hidup ini adalah komunikasi.
4.      Apakah hakekat kepercayaan dalam tinjauan masalah agama?
Jawaban:
Dalam hal ini, ada pengertian, term, yang berkembang. Misalnya Aceng yang sekarang dikonotasikan negative. Kepercayaan naik pangkat. Term dapat berkembang, misalnya naik pangkat atau naik derajat, setelah timbul permasalahan yang kemudian timbul kesepakatan. Hal ini yang dinamakan kepercayaan. Sebelum ada kepercayan, sebagian besar orang mencampur aduk kepercayaan dan keyakinan.
5.      Bagaimana menyikapi kekalahan agar tidak semakin terpuruk?
Jawaban:
Pada kasus penembakan yang terjadi di Amerika, orang yang dapat menasehati keluarga para korban adalah orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Jika yang menasehati kedudukannya sejajar dengan kedudukan mereka, maka tidak akan didengarkan. Jadi, cara menyikapi kekalahan agar tidak semakin terpuruk adalah ikhtiar dan doa.  Tes yang diadakan dalam kuliah filsafat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kita membaca atau paham. Tujuan yang kedua adalah ingin memberi tahu bahwa janganlah belajar berfilsafat dengan mengejar gengsi dalam penilaian perkuliahan, namun mengejar penilaian sesuai dengan kesepakatan.
6.      Bagaimana menumbuhkan semangat ketika mengalami kegagalan?
Jawaban:
Setiap hal yang ada dan yang mungkin ada dapat digunakan sebagai motivasi. Contohnya, ketika kita melihat orang yang sakit, kita akan bersyukur karena telah diberi kesehatan. Cara memotivasi yang kedua adalah menentukan tujuan, yaitu melihat  ke depan apa yang akan terjadi. Cara yang ketiga adalah dengan komunikasi. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan orang yang kita percaya, misalnya sahabat atau orang tua. Namun harus diingat, komunikasi juga memiliki kestabilan, bagaimana cara komunikasi yang efektif.
7.      Mengapa ada pro dan kontra, apakah penyebabnya?
Jawaban:
Adanya pro dan kontra merupakan kodrat atau sunatullah.  Seperti halnya Tuhan menciptakan siang dan malam, laki-laki dan perempuan. Pro dan kontra jika terjadi di dalam pikiran, maka akan menjadi ilmu. Namun jika pro dan kontra terjadi di dalam hati, maka ia adalah godaan setan.
8.      Apakah hakekat perubahan?
Jawaban:
Hakekat perubahan telah dijelaskan pada pertemuan yang lalu. Jika kita berbicara hakekat, maka kita berbicara ontologisnya. Namun epistemologinya juga tidak dapat dipisahkan. Jika perubahan kita bawa ke ilmu bidang, misalnya adalah perubahan bentuk, perubahan warna pada suatu zat ketika direaksikan. Kata berubah pun bisa menjadi pengertian intuitif, misalnya pengubahan posisi.
9.      Jika ada dua orang, orang tua dan orang yang lebih muda. Di satu sisi, orang tua lebih tua sehingga disebut dewa bagi yang muda karena pengalamannya. Namun dalam pendidikan, orang yang lebih muda juga dapat disebut dewa bagi yang tua karena ilmu yang dimilikinya lebih banyak. Manakah yang pantas disebut dewa? Syarat apakah yang harus dimiliki agar seseorang dapat disebut sebagai dewa?
Jawaban:
Seseorang disebut dewa sesuai dengan ruang dan waktunya. Setiap hal, yang ada dan yang mungkin ada, dapat menjadi dewa. Misalnya, yang dimaksud dewa kecantikan adalah para perempuan. Karena yang ada dan yang mungkin ada berdimensi, maka dewa pun berdimensi. Namun, ada hal yang tidak dapat dikalahkan, yaitu usia. Sehebat-hebatnya kita, kita tidak akan dapat mengalahkan usia dan tidak akan dapat menyamai usia orang tua kita. Jika kita dapat menyamai pun, kita tidak akan bisa kembali.
10.  Bagaimana cara membedakan hasil berpikir filsafat dengan hasil telaah filsafat?
Jawaban:
Cara membedakan hasil berpikir filsafat adalah menggunakan kerangkanya. Berfilsafat itu ontology, epistemology dan aksiologi. Yang kedua, filsafat merupakan pikiran para filsuf. Selanjutnya, filsafat adalah intensif dan ekstensif, yaitu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Ekstensif menyebabkan pandangan kita dari berbagai macam segi, berdimensi.
11.  Mengapa banyak kejadian di bumi yang semakin kompleks?
Jawaban:
Bagi orang yang semakin tua, semakin pikun, masalahnya akan semakin sederhana karena banyak hal yang dilupakan. Semakin kompleks juga menandakan bahwa kita semakin paham.
12.  Apakah yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini dapat diartikan dengan segala ciptaan Tuhan?
Jawaban:
Segala yang ada dan yang mungkin ada hanya sebagian dari ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang lain antara lain keyakinan, rahmat, dan sebagainya. Bagi kita, Tuhan merupakan suatu kenistayaan, absolutism, pasti ada. Yang mungkin ada bagi kita hanyalah seberapa sehingga kita janganlah ria’. Elegi menyesali rumahku yang terlalu besar dibuat karena suatu ide tentang London, yaitu orang Inggris, semenjak dia kecil, tidak akan pernah mampu memahami kota London hingga selesai. Hal ini dikarenakan sibuk ciptaannya sendiri. Dari kesimpulan berfilsafat mengenai religi, dapat disimpulkan bahwa yang ada dan yang mungkin ada harus disyukuri karena merupakan rahmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar