1.
Apakah
hakekat angin?
Jawaban:
Dalam
filsafat, objeknya itu berdimensi. Dimensi yang paling primitive adalah dimensi
intuisi. Contoh intuisi adalah sejak kapan kita mengenal angin. Intuisi sangat
penting karena 80% hingga 90% hidup kita merupakan intuisi. Hakekat intuisi
dapat digunakan untuk hal yang lain, misalnya enak, tidak enak, cantik, besar
kecil, dsb. Di dalam pikiran, ada kategori enak, tidak enak, dsb. Hal ini oleh
Immanuel Khant disusun menjadi 12 kategori kemudian dipikirkan lagi dan
diterapkan maka hal ini digunakan regulasi. Dimensi dalam filsafat ada empat,
yaitu material, formal, normative, dan spiritual. Angin secara material dapat
berupa badai, angin rebut atau yang lainnya. Secara normative, angin dapat
menjadi kajian, misalnya kajian keilmuwan secara fisika. Oleh karena itu, angin
termasuk intuitif yang empiris.
2.
Apa
hakekat perceraian?
Jawaban:
Secara
formal, hakekat perceraian terdapat dalam perundang-undangan. Secara spiritual,
Tuhan tidak menyukai orang yang bercerai. Secara normative, perceraian
berkaitan dengan baik buruknya.
3.
Jika
seseorang telah menikah, jika orang tua dan suami (atau istri) sama-sama memerlukan
bantuan, mana yang lebih diutamakan?
Jawaban:
Yang
seharusnya lebih diutamakan adalah komunikasi. Komunikasi itu penting sekali
hingga dikatakan hidup ini adalah komunikasi.
4.
Apakah
hakekat kepercayaan dalam tinjauan masalah agama?
Jawaban:
Dalam
hal ini, ada pengertian, term, yang berkembang. Misalnya Aceng yang sekarang
dikonotasikan negative. Kepercayaan naik pangkat. Term dapat berkembang,
misalnya naik pangkat atau naik derajat, setelah timbul permasalahan yang
kemudian timbul kesepakatan. Hal ini yang dinamakan kepercayaan. Sebelum ada
kepercayan, sebagian besar orang mencampur aduk kepercayaan dan keyakinan.
5.
Bagaimana
menyikapi kekalahan agar tidak semakin terpuruk?
Jawaban:
Pada
kasus penembakan yang terjadi di Amerika, orang yang dapat menasehati keluarga
para korban adalah orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Jika yang
menasehati kedudukannya sejajar dengan kedudukan mereka, maka tidak akan
didengarkan. Jadi, cara menyikapi kekalahan agar tidak semakin terpuruk adalah
ikhtiar dan doa. Tes yang diadakan dalam
kuliah filsafat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kita membaca atau paham.
Tujuan yang kedua adalah ingin memberi tahu bahwa janganlah belajar berfilsafat
dengan mengejar gengsi dalam penilaian perkuliahan, namun mengejar penilaian
sesuai dengan kesepakatan.
6.
Bagaimana
menumbuhkan semangat ketika mengalami kegagalan?
Jawaban:
Setiap
hal yang ada dan yang mungkin ada dapat digunakan sebagai motivasi. Contohnya,
ketika kita melihat orang yang sakit, kita akan bersyukur karena telah diberi
kesehatan. Cara memotivasi yang kedua adalah menentukan tujuan, yaitu
melihat ke depan apa yang akan terjadi.
Cara yang ketiga adalah dengan komunikasi. Komunikasi ini dapat dilakukan
dengan orang yang kita percaya, misalnya sahabat atau orang tua. Namun harus
diingat, komunikasi juga memiliki kestabilan, bagaimana cara komunikasi yang
efektif.
7.
Mengapa
ada pro dan kontra, apakah penyebabnya?
Jawaban:
Adanya
pro dan kontra merupakan kodrat atau sunatullah. Seperti halnya Tuhan menciptakan siang dan malam,
laki-laki dan perempuan. Pro dan kontra jika terjadi di dalam pikiran, maka
akan menjadi ilmu. Namun jika pro dan kontra terjadi di dalam hati, maka ia
adalah godaan setan.
8.
Apakah
hakekat perubahan?
Jawaban:
Hakekat
perubahan telah dijelaskan pada pertemuan yang lalu. Jika kita berbicara
hakekat, maka kita berbicara ontologisnya. Namun epistemologinya juga tidak dapat
dipisahkan. Jika perubahan kita bawa ke ilmu bidang, misalnya adalah perubahan
bentuk, perubahan warna pada suatu zat ketika direaksikan. Kata berubah pun
bisa menjadi pengertian intuitif, misalnya pengubahan posisi.
9.
Jika
ada dua orang, orang tua dan orang yang lebih muda. Di satu sisi, orang tua
lebih tua sehingga disebut dewa bagi yang muda karena pengalamannya. Namun dalam
pendidikan, orang yang lebih muda juga dapat disebut dewa bagi yang tua karena
ilmu yang dimilikinya lebih banyak. Manakah yang pantas disebut dewa? Syarat
apakah yang harus dimiliki agar seseorang dapat disebut sebagai dewa?
Jawaban:
Seseorang
disebut dewa sesuai dengan ruang dan waktunya. Setiap hal, yang ada dan yang
mungkin ada, dapat menjadi dewa. Misalnya, yang dimaksud dewa kecantikan adalah
para perempuan. Karena yang ada dan yang mungkin ada berdimensi, maka dewa pun
berdimensi. Namun, ada hal yang tidak dapat dikalahkan, yaitu usia.
Sehebat-hebatnya kita, kita tidak akan dapat mengalahkan usia dan tidak akan
dapat menyamai usia orang tua kita. Jika kita dapat menyamai pun, kita tidak
akan bisa kembali.
10. Bagaimana cara membedakan hasil
berpikir filsafat dengan hasil telaah filsafat?
Jawaban:
Cara
membedakan hasil berpikir filsafat adalah menggunakan kerangkanya. Berfilsafat
itu ontology, epistemology dan aksiologi. Yang kedua, filsafat merupakan
pikiran para filsuf. Selanjutnya, filsafat adalah intensif dan ekstensif, yaitu
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Ekstensif menyebabkan pandangan kita dari
berbagai macam segi, berdimensi.
11. Mengapa banyak kejadian di bumi
yang semakin kompleks?
Jawaban:
Bagi
orang yang semakin tua, semakin pikun, masalahnya akan semakin sederhana karena
banyak hal yang dilupakan. Semakin kompleks juga menandakan bahwa kita semakin
paham.
12. Apakah yang ada dan yang mungkin
ada di dunia ini dapat diartikan dengan segala ciptaan Tuhan?
Jawaban:
Segala
yang ada dan yang mungkin ada hanya sebagian dari ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan
yang lain antara lain keyakinan, rahmat, dan sebagainya. Bagi kita, Tuhan
merupakan suatu kenistayaan, absolutism, pasti ada. Yang mungkin ada bagi kita
hanyalah seberapa sehingga kita janganlah ria’. Elegi menyesali rumahku yang
terlalu besar dibuat karena suatu ide tentang London, yaitu orang Inggris,
semenjak dia kecil, tidak akan pernah mampu memahami kota London hingga
selesai. Hal ini dikarenakan sibuk ciptaannya sendiri. Dari kesimpulan berfilsafat
mengenai religi, dapat disimpulkan bahwa yang ada dan yang mungkin ada harus
disyukuri karena merupakan rahmat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar